Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng
sendiri
Perahu melancar, bulan
memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat
si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi
terasa aku tidak 'kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin
mendayu,
di perasaan penghabisan segala
melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja," Amboi! Jalan sudah bertahun ku
tempuh!
Perahu yang bersama 'kan
merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng
sendiri.
1946