Tuhan yang Maha Esa,
alangkah tegangnya
melihat hidup yang tergadai,
fikiran yang dipabrikkan,
dan masyarakat yang diternakkan. Malam rebah dalam udara yang
kotor.
Di manakah harapan akan
dikaitkan
bila tipu daya telah menjadi seni
kehidupan? Dendam diasah di kolong yang
basah
siap untuk terseret dalam
gelombang edan.
Perkelahian dalam hidup sehari-
hari telah menjadi kewajaran.
Pepatah dan petitih
tak akan menyelesaikan masalah
bagi hidup yang bosan,
terpenjara, tanpa jendela. Tuhan yang Maha Faham,
alangkah tak masuk akal
jarak selangkah
yang bererti empat puluh tahun
gaji seorang buruh,
yang memisahkan sebuah halaman bertaman
tanaman hias
dengan rumah-rumah tanpa
sumur dan W.C.
Hati manusia telah menjadi acuh,
panser yang angkuh, traktor yang dendam. Tuhan yang Maha Rahman,
ketika air mata menjadi gombal,
dan kata-kata menjadi lumpur
becek,
aku menoleh ke utara dan ke
selatan - di manakah Kamu?
Di manakah tabungan keramik
untuk wang logam?
Di manakah catatan belanja
harian?
Di manakah peradaban? Ya, Tuhan yang Maha Hakim,
harapan kosong, optimisme
hampa.
Hanya akal sihat dan daya hidup
menjadi peganganku yang nyata. Ibumu mempunyai hak yang
sekiranya kamu mengetahui tentu
itu besar sekali
Kebaikanmu yang banyak ini
Sungguh di sisi-Nya masih sedikit
Berapa banyak malam yang ia gunakan mengaduh karena
menanggung bebanmu
Dalam pelayanannya ia
menanggung rintih dan nafas
panjang
Ketika melahirkan andai kamu mengetahui keletihan yang
ditanggungnya
Dari balik sumbatan
kerongkongannya hatinya terbang
Berapa banyak ia membasuh
sakitmu dengan tangannya Pangkuannya bagimu adalah
sebuah ranjang
Sesuatu yang kamu keluhkan
selalu ditebusnya dengan dirinya
Dari susunya keluarlah minuman
yang sangat enak buatmu Berapa kali ia lapar dan ia
memberikan makanannya
kepadamu
Dengan belas kasih dan kasih
sayang saat kamu masih kecil
Aneh orang yang berakal tapi masih mengikuti hawa nafsunya
Aneh orang yang buta mata
hatinya sementara matanya
melihat
Wujudkan cintaimu dengan
memberikan doamu yang setulusnya pada ibumu
Karena kamu sangat
membutuhkan doanya padamu
WS RENDRA